Original post was on 14 November 2012
SOAL-1
Ada dua aspek yang berperan penting dalam
pemanfaatan TIK, yang pertama adalah tools
dan yang kedua adalah sumber daya atau media dan penggunaannya. Tapi selalu ada
yang yang lebih utama dari dua aspek tersebut. Baik pengadaan media
pembelajaran TIK dalam pembelajaran ataupun peningkatan skill (Dosen/Guru) dalam memanfaatkan media pembelajaran TIK.
Keduanya memang adalah aspek penting dalam
pemanfaatan TIK. Sama halnya seperti pertanyaan ‘mana yang lebih dulu? Ayam
atau telur?’, pertanyaan serupa sulit untuk dijawab baik menggunakan rumus
ataupun analisis yang sembarangan. Kenapa? Karena pada hakikatnya semua
diciptakan berdasarkan proses yang bekelanjutan dan bermetamorfosis menjadi
suatu life-cycle atau siklus
kehidupan.
Dalam konteks ini, peningkatan skill dosen/guru tidak dapat terlaksana
jika tidak diimbangi dengan pengadaan media yang bisa mendukung mereka untuk
meningkatkan skill ini sendiri.
Karena dengan adanya bantuan media, para guru/dosen tidak perlu lagi
menghabiskan waktu mereka untuk mencari skill
dalam memanfaatkan media pembelajaran TIK. Walaupun, pada kenyataannya para
guru/dosen bisa meningkatkan skill
atau kemampuan mereka dalam hal ini lewat media yang lain. Maksudnya, jika
pengadaan media tidak bisa terpenuhi, masih banyak media lain yang bisa
digunakan untuk peningkatan skill.
Contoh kasusnya, ada seorang guru dari daerah pelosok di timur Indonesia ingin
meningkatkan skill-nya dalam
memanfaatkan TIK, sayangnya didaerahnya tersebut sulit untuk mendapatkan media
untuk dia jadikan referensi dalam meningkatkan skill seperti komputer dan
internet, maka dia tidak perlu menyediakan komputer dan internet dengan biaya
sendiri. Cukup mengikuti seminar-seminar yang ada kaitannya dengan peningkatan skill mereka, walaupun dia bisa saja
membeli secara pribadi dikota besar.
Kesimpulannya, tidak
ada yang sempurna. Mau memulai dari hal yang manapun bisa saja asalkan tujuan
utama mereka tercapai. Faktor utama yang menjadi utama antara pengadaan media
pembelajaran TIK dalam pembelajaran atau peningkatan skill dosen atau guru dalam memanfaatkan media pembelajaran TIK
juga tergantung kondisi yang ada.
SOAL-2
Lewat Permendikbud No.24, perkuliahan jarak
jauh sudah didukung oleh ruang dan perlindungan hukum agar bisa dikembangakan.
Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung atau yang menjadi kendala
perkembangan dalam perkuliahan jarak jauh, khususnya di Indonesia.
SK Mendiknas No. 107/U/2001, UU Sisdiknas No.
20/2003, PP 17/2010, PP 66/2010, dan juga Permendikbud No/24/2012, sistem PJJ
sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan,
termasuk pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Tentu hal ini memacu instansi
pendidikan untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh. Berikut
adalah pendukung perkembangan perkuliahan jarak jauh di Indonesia.
1. Negara Kepulauan
Berdasarkan
catatan Viva News pada 1 November 2012, Indonesia mendaftarkan pulaunya
sebanyak 13.487 pulau. Pulau-pulau ini tersebar jauh dari Sabang sampai Merauke
yang dibatasi oleh laut-laut sekitaran samudera Hindia dan samudera Pasifik.
Tentu ini akan jadi hal yang menguntungkan untuk peserta didik perkuliahan
jarak jauh. Mereka yang tinggal dipulau Papua bisa saja mengikuti perkuliahan
di Jakarta tanpa harus datang ketempat dimana perkuliahan sedang berlangsung.
Tentunya dengan dukungan media serta keaktifan peserta dalam mengikuti kelas
jarak jauh.
2. Media
Perkembangan
media saat ini semakin canggih! Bayangkan saja, dengan TV kita sudah bisa
berkomunikasi tatap muka dengan lawan bicara yang awalnya kita tau bahwa fungsi
TV itu hanya sebatas penyampaian informasi. Faktor ini tentunya mendukung
perkembangan PJJ khususnya di Indonesia.
3. Tenaga Ajar
Para dosen
ataupun guru pun sekarang sudah banyak yang kompeten dalam menangani
perkuliahan jarak jauh, jadi tidak perlu khawatir tentang profesionalismenya.
4. Institusi
Universitas
Terbuka (UT) yang populer dengan sistem ajarnya ini tidak sendirian. Maksudnya,
sudah ada beberapa institusi pendidikan yang juga menggunakan metode ini untuk
diaplikasikan kedalam perkuliahan mereka, seperti Unpar (Universitas
Parahyangan) di Bandung yang baru-baru ini kabarnya akan menerapkan cara ini.
Tentu saja faktor positif ini bisa menjadi pendukung perkembangan perkuliahan
jarak jauh.
Tidak hanya itu, ada
juga faktor-faktor yang menjadi kendala perkembangan PJJ di Indonesia, antara
lain:
1. Saran dan Prasarana
Sarana dan
prasarana yang disediakan pemerintah kita masih kurang layak dan kurang
memadai. Misalnya saja universitas Negeri yang notabene dibantu beberapa
persennya oleh pemerintah, perawatan gedung saja masih banyak yang kurang
apalagi fasilitas untuk perkuliahan jarak jauh ini.
2. Biaya yang Mahal
Biaya yang
ditawarkan untuk mengikuti perkuliahan jarak jauh ini bisa terbilang lebih
mahal dibandingkan kelas reguler tatap muka. Karena hal ini banyak yang tidak
menggunakan cara ini dalam sistem belajar mereka.
3. Kurang Peminat
Perkuliahan
jarak jauh ini 180 derajat dengan tatap muka. Perubahan drastismemang sulit
diterima dengan budaya ajar kita yang konsisten dalam menggunakan tatap muka.
Maka dari itu masih kurang peminat dalam perkuliahan jarak jauh ini.
4. Minimnya pengetahuan Masyarakat
Sosialisasi soal
perkuliahan jarak jauh perlu dilakukan, karena tidak semua orang tau soal
sistem perkuliahan jarak jauh ini.
No comments:
Post a Comment